Mempertahankan Media Islam untuk Tetap Terbit

 

Oleh: Nurjannah Usman

Di tengah derasnya arus informasi yang nyaris tak bertepi, eksistensi media Islam menjadi penyejuk dan penuntun bagi umat. Namun ironisnya, tidak sedikit media Islam hari ini yang terseok-seok secara ekonomi, terpinggirkan secara distribusi dan terpinggirkan oleh algoritma digital yang tidak ramah pada nilai-nilai dakwah.

Padahal, mempertahankan media Islam untuk tetap terbit bukan sekadar urusan bisnis atau idealisme redaksi. Ia adalah bagian dari jihad informasi, penjaga benteng akidah, dan ruang artikulasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan modern. Ketika narasi Islam dimonopoli oleh sudut pandang luar yang sering kali bias atau keliru, media Islam menjadi suara alternatif yang sangat dibutuhkan.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali 'Imran ayat 104, "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."

Ayat ini menegaskan bahwa dakwah adalah kewajiban kolektif dan media adalah salah satu jalan paling efektif untuk menyeru pada kebaikan. Maka mendukung media Islam baik sebagai pembaca, penulis, donatur atau pengelola merupakan bagian dari pelaksanaan perintah ini.

Lebih jauh lagi, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)

Dengan demikian, menjaga keberlangsungan media Islam berarti menjaga keberlangsungan pahala dakwah itu sendiri. Setiap artikel, berita, atau opini yang mencerahkan dan menginspirasi umat adalah amal jariyah yang tak terputus.

Di zaman yang serba digital, tantangan media Islam bukan hanya soal biaya cetak atau kualitas konten, tapi juga adaptasi terhadap platform, algoritma, dan selera generasi baru. Karenanya, dukungan terhadap media Islam harus melampaui simpati, ia harus berupa strategi, kolaborasi dan investasi baik oleh umat, lembaga, maupun pemerintah.

Jangan sampai kita abai dan membiarkan sebuah media Islam itu mati, mari bersama kita menjaga dan berupaya untuk menyuplainya dengan berbagai kemampuan, saling bekerja sama, dengan memberi peluang dan ruang gerak agar media tetap hidup.

Cara mempertahankan bagi pembaca boleh dengan berlangganan dengan membayar secara rutin biaya, boleh dengan memasang iklan dan kerja sama yang sesuai dengan rubrik media tersebut. Atau boleh dalam bentuk sedekah tak terikat dengan niat mempertahankan media dakwah agar tetap eksis. Mari bersama kita berkontribusi untuk mempertahankan media dakwah. 

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama