Bireuen -- Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Bireuen merayakan HUT ke-80 Republik Indonesia sekaligus 20 tahun perdamaian Aceh melalui rangkaian kegiatan yang memadukan nilai spiritual, intelektual, dan kepedulian sosial.
Puncak peringatan digelar di Masjid Badrussalam, Kecamatan Kota Juang, Kamis (14/08/2025) dengan Zikir Kemerdekaan yang dirangkai dengan yasinan, doa untuk negeri, serta penyerahan santunan kepada 10 anak yatim. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan peserta dari kalangan penyuluh agama dan masyarakat umum.
Zikir dipandu oleh Tgk. Samsul Bahari, S.HI, yasinan oleh Drs. Tgk. Syukri, M.A, doa oleh Tgk. Taufik, S.Ap. Tausiyah singkat disampaikan oleh Tgk. Busairi, S.Sos.I (Ayah Busyairi Calok) yang menekankan pentingnya memaknai kemerdekaan dan perdamaian dengan memperkuat persatuan umat serta menghidupkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua PD IPARI Bireuen, Drs. Muzakir Yacob, menegaskan, semangat kemerdekaan tidak boleh berhenti pada upacara seremonial.
“Kemerdekaan adalah amanah dan perdamaian anugerah yang harus kita jaga bersama. Penyuluh agama punya peran strategis untuk menguatkan moral bangsa, membimbing masyarakat, dan memastikan nilai-nilai agama hidup dalam setiap aspek kehidupan,” tegasnya.
Sebelumnya, PD IPARI Bireuen menggelar Seminar Kemerdekaan bertema “Merdeka Versi Kita” di aula MAN Bireuen, Selasa (12/08/2025). Seminar ini menghadirkan Mulyadi Zakaria, M.A sebagai pemateri utama, Putri Mizanna, S.HI sebagai pembahas, dan Thaibullayakbal, S.HI sebagai penyaji. Diskusi berlangsung interaktif, mengupas makna kemerdekaan dari perspektif agama, sosial, dan peran generasi muda dalam menjaga nilai-nilai tersebut.
Sekretaris II PD IPARI Bireuen, Zahrul Fuadi, S.Fil.I., M.Ag, menegaskan, rangkaian kegiatan ini menjadi bukti bahwa penyuluh agama hadir tidak hanya untuk memberi ceramah, tetapi juga membangun kebersamaan dan kepedulian nyata di tengah masyarakat. (Syahrati)