Aceh Besar — Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Aceh terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran perempuan di tengah masyarakat.
Melalui kegiatan Latihan Kader Lanjutan (LKL) Fatayat NU se-Aceh yang digelar pada 2–3 Oktober 2025 di Aceh Besar, organisasi perempuan muda NU ini mengajak para kader untuk tampil sebagai pemimpin perubahan sosial dan pelopor gerakan lingkungan berkelanjutan.
Kegiatan yang mengusung tema “Menguat Bersama, Maju Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia Menuju Indonesia Digdaya” ini diikuti oleh perwakilan kader Fatayat NU dari seluruh kabupaten/kota di Aceh.
Selama dua hari, peserta dibekali beragam materi strategis oleh fasilitator dari Pimpinan Pusat Fatayat NU.
Ketua PW Fatayat NU Aceh, Dr. Hj. Ida Friatna, menjelaskan bahwa LKL merupakan bagian penting dari sistem kaderisasi formal Fatayat NU yang berorientasi pada penguatan kapasitas dan kepemimpinan perempuan.
“LKL Fatayat NU bukan sekadar pelatihan, tetapi ruang belajar untuk meningkatkan kualitas kader dalam memahami nilai kebangsaan, keislaman Ahlussunnah wal Jamaah, dan keorganisasian Fatayat NU. Dengan ini, Kami ingin melahirkan perempuan-perempuan yang tangguh, kritis, dan memiliki kepedulian sosial tinggi,” ujar Ida, 4 Oktober 2025.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kader Fatayat NU harus menjadi garda terdepan dalam membangun masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.
“Perempuan Fatayat harus hadir di ruang-ruang strategis mulai dari isu pendidikan, kesehatan ibu dan anak, kemandirian ekonomi, hingga kepedulian terhadap lingkungan dan pengelolaan sampah,” ujarnya.
Itu sebab, salah satu fokus PW Fatayat NU Aceh dalam kegiatan ini adalah peduli isu lingkungan, ia menilai bahwa isu lingkungan dan pengelolaan sampah kini menjadi persoalan nyata yang memerlukan kepemimpinan perempuan yang kuat, kolaboratif, dan berpandangan maslahat.
Melalui kegiatan LKL ini, diharapkan muncul kader perempuan yang tidak hanya peka terhadap persoalan sosial, tetapi juga mampu menawarkan solusi konkret bagi masyarakat dengan cara berkolaborasi bersama stekholder terkait.
“Kita ingin kader Fatayat NU menjadi motor perubahan yang mampu menggerakkan masyarakat menjaga bumi, mengelola sampah dengan bijak, dan menanamkan kesadaran bahwa peduli lingkungan adalah bagian dari ibadah,” ungkap Ida Friatna.
Dengan terselenggaranya LKL ini, Fatayat NU Aceh berharap perannya bukan hanya sebagai organisasi perempuan, tetapi juga sebagai kekuatan moral dan sosial dalam membangun kemandirian perempuan serta peradaban umat yang berkelanjutan di indonesianya khususnya di bumi tanah rencong.