Banda Aceh – Sekolah Luar Biasa The Nanny Children Center (SLB TNCC) Banda Aceh kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan dan pemberdayaan siswa disabilitas.
Tahun ini, siswa-siswi istimewa SLB TNCC ikut ambil bagian dalam mengikuti Pawai Budaya memperingati 80 tahun Indonesia merdeka di Banda Aceh, Senin (18/8/2025).
Rute pawai dimulai dari Stadion Harapan Bangsa, melintasi Pendopo Gubernur Aceh, Simpang Kodim, hingga finis di Masjid Raya Baiturrahman dengan total jarak 4,18 kilometer.
Penanggung jawab Pawai Budaya TNCC, Liwaul Hamdi, menjelaskan kegiatan ini diikuti sekitar 50 peserta yang terdiri atas siswa, guru pendamping, tenaga pendidikan, dan orang tua.
Menurutnya, tahun ini menjadi keikutsertaan ketiga bagi siswa-siswi SLB TNCC dengan persiapan lebih matang dibandingkan sebelumnya.
“Orang tua sangat antusias mendukung, baik dengan menyediakan ragam pakaian adat seperti Aceh, Jawa, Lampung, dan Papua, maupun pakaian profesi seperti dokter, pilot, pemain bola, perawat, tentara, pemadam kebakaran, hingga ustaz,” ujarnya.
Kehadiran orang tua juga tampak di sepanjang rute, memberikan semangat langsung kepada putra-putri mereka.
Kepala SLB TNCC, DM Ria Hidayati, S.Psi, M.Ed, Gr, menekankan pentingnya pengalaman nyata bagi siswa istimewa melalui kegiatan ini.
“Selama ini mereka belajar budaya hanya lewat pelajaran di kelas. Dengan terjun langsung di pawai, mereka memperoleh pembelajaran yang lebih mendalam dan berkesan,” katanya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada pawai kali ini sejumlah siswa berkesempatan menyapa langsung Wakil Gubernur Aceh beserta jajaran di panggung Pendopo.
Mereka menyerahkan bunga yang didampingi guru sebagai bentuk silaturahmi, sekaligus menyampaikan pesan moral agar pemerintah semakin peduli terhadap peningkatan kapasitas dan kesejahteraan SLB serta seluruh warganya.
Mengusung tema “Melalui Ruang dan Peluang, Anak Istimewa Bisa!”, Ria berharap pada tahun-tahun mendatang semakin banyak siswa SLB TNCC yang dapat berpartisipasi, bahkan bersama SLB lain di Banda Aceh.
“Ini wujud nyata pendidikan inklusif, sekaligus membuka ruang penerimaan yang lebih luas dari masyarakat terhadap potensi anak-anak istimewa,” pungkasnya. (Sayed M. Husen)